Skip to main content

DI BALIK SIKAP TAKUT AKAN TUHAN

Oleh : Peter B


Mazmur 112:1 (TB)
Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.

Bagaimana sesungguhnya orang yang takut akan Tuhan itu digambarkan dalam benak Anda? 
Apakah ia adalah orang yang menjalani hidup secara wajar dan menjadi orang baik², tidak berbuat yang melanggar hukum, yang menjadi warga negara yang taat pada peraturan? 
Atau, ia itu seorang yang rajin menjalankan ibadah, sering berdoa, aktif dalam pelayanan gereja atau melalukan aksi sosial? 
Apakah yang muncul dalam pikiran Anda sebagai orang yang takut akan Tuhan itu adalah tokoh² agama, ulama atau pendeta, orang² yang mengerti dan fasih menyampaikan berbagai hal tentang ajaran agama?
Apakah itu orang² yang dermawan, murah hati dan banyak berbuat kebaikan kepada sesamanya? 

Gambaran-gambaran demikian memang sering muncul dalam pikiran manusia ketika diminta menggambarkan orang yang takut akan Tuhan. 

Namun tidak begitu yang dituliskan dalam Mazmur 112:1.

Menurut penyingkapan yang diterima pemazmur, orang yang takut akan TUHAN itu ORANG YANG SANGAT SUKA AKAN SEGALA PERINTAH TUHAN! 

Perhatikan dan renungkan di sini. 

Orang yang takut akan Tuhan, bukan hanya orang yang suka akan perintah Tuhan tapi YANG SANGAT SUKA akan perintah-Nya. 

Orang yang takut akan Tuhan, juga bukan hanya sangat suka pada perintah Tuhan tetapi pada SEGALA perintah Tuhan. 

SANGAT SUKA -  SEGALA perintah Tuhan. 

Itulah ciri orang yang takut akan Tuhan. 

Apa artinya? 

1) Takut akan Tuhan bukan sekedar rasa gentar dan ngeri karena menganggap Tuhan sebagai figur yang berkuasa dan siap memberikan azab atau hukuman pada perbuatan dosa manusia. 
Takut akan Tuhan dalam ajaran Alkitab justru memiliki kaitan dengan PERASAAN SUKA YANG BESAR akan hal² yang berasal dari dan berkaitan dengan Tuhan. 

2) Takut akan Tuhan diartikan BUKAN sebagai sikap taat yang terpaksa kepada Tuhan namun suatu penghargaan akan pikiran dan perasaan-Nya, yang ditunjukkan dengan hati yang memperhatikan, mempedulikan dan menjunjung tinggi apa yang men­jadi kehendak-Nya. 

3) "Sangat suka akan segala perintah Tuhan" juga mengandung makna bahwa sekalipun diliputi penghormatan dan kegentaran yang besar akan Tuhan namun itu tidak menghalangi munculnya suatu rasa rindu dan suka untuk mengenal dan mendekat lebih lagi kepada Tuhan. 

Tidaklah keliru apabila dikatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan, menurut Alkitab, adalah orang yang juga sangat mengasihi Tuhan. Sebab bukankah Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15). Karena hormat dan kasih kepada Tuhan itulah, maka apa yang menjadi ketetapan dan kehendak Tuhan menjadi sesuatu yang sangat berharga dan menjadi kesukaan yang besar untuk dilakukan dalam kehidupannya. 

Bagi  orang² yang akan Tuhan, perintah dan kehendak Tuhan bukanlah sesuatu yang dilakukan secara terpaksa, atau yang secukupnya dan sekedarnya saja. Yang takut akan Tuhan akan mencari tahu, menyelidiki lebih lagi, rindu mengenal makin mendalam lagi akan apa yang menjadi titah dan kehendak Tuhan bagi hidupnya. 

Dengan cara demikianlah Tuhan melihat dan menilai kita apakah kita merupakan orang yang takut akan Tuhan di hadapan-Nya. 

Dan dengan ukuran yang sama, menurut Anda, apakah Anda termasuk sebagai orang yang takut akan Tuhan? 

Salam revival
Tuhan Yesus memberkati kita 

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata