Oleh: Bpk. Peter B
(Diambil dari renungan harian BBM)
Menarik mengetahui bahwa setelah Yesus mengajak mereka yang letih lesu datang pada-Nya untuk beroleh kelegaan (Matius 11:28), Ia meminta mereka untuk: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, … dan jiwamu akan mendapat ketenangan". Anda tidak sedang salah baca. Langkah selanjutnya memperoleh ketenangan batin untuk hidup Anda dalam Yesus adalah dengan memikul kuk yg ditaruh-Nya atas kita, lalu "belajar" pada-Nya. Di sinilah orang-orang Kristen sering berhenti dan gagal.
Dipasang kuk berarti tunduk dalam kendali sang pemasang kuk. Ini berarti penyerahan kita pada Kristus yang hendak membimbing kita dalam jalan-jalanNya yang mulia dan penuh berkat damai sejahtera. Bagian kita ialah taat dan rela menerima pengaturan-Nya, proses-Nya. Jamahan cinta-Nya di awal perjumpaan sudah begitu manis, tapi berapa banyak yang rindu merasakan kepuasan lebih dalam melalui penyerahan diri sepenuh pada pembentukan-Nya?
Lalu, bagaimana bisa penundukan kita pada Kristus membuahkan ketenangan batin yang besar? Meskipun tidak sepenuhnya serupa, ini dapat diumpamakan seperti yang kita alami dalam hidup sehari-hari : saat kita taat pada aturan-aturan hukum yang berlaku di negara kita. Jika kita mau mengikutinya maka hidup kita akan jauh lebih tenang: kita tidak perlu merasa bersalah, menanggung denda atau mungkin dikejar-kejar pihak berwenang. Lebih lagi, jika tunduk pada pengaturan surgawi, maka kasih karunia dan damai dilimpahkan dalam hati kita.
Prinsip-prinsip duniawi yang masih kita pegang erat berpotensi menggelisahkan hati, mencuri kedamaian yang seharusnya kita nikmati bila kita rela dipimpin oleh Roh-Nya. Sebaliknya, ketika hati kita terbuka akan koreksi-Nya, lalu dengan tanpa banyak tanya kita menerima dan melaksanakan kehendak-Nya, maka hasilnya adalah anugerah damai sejahtera dilimpahkan pada kita: "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya" ~ Yesaya 32:17. Dalam jalan kebenaran-Nya, ada ketenangan hidup sejati.
Salam revival!
Comments
Post a Comment