Skip to main content

PEMBAHARUAN PIKIRAN, KUNCI IBADAH DAN PERTUMBUHAN ROHANI SEJATI

Oleh Peter B,  MA


Roma 12:2 (TMV) 
 Janganlah ikut kebiasaan dunia, tetapi biarlah Allah membaharui cara kamu berfikir, sehingga kamu dapat mengetahui kehendak Allah--iaitu apa yang baik dan yang menyenangkan hati-Nya, serta yang sempurna.

PEMBAHARUAN PIKIRAN adalah bagian penting dari proses pendewasaan kita dalam Kristus, juga dalam ibadah kita di hadapan-Nya. Ayat 2 dari Roma 12 ini terkait dengan ayat 1 yang berbicara tentang ibadah sejati di hadapan Tuhan. Yaitu mengenai persembahan diri bagi Tuhan sebagai suatu kehidupan yang kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. 

Tanpa pembaharuan pikiran, ibadah kita semu belaka. Kita hanya melakukan kehendak dan menegakkan kebenaran sendiri tanpa pernah benar² melakukan kehendak Tuhan. 

Perubahan pola pikir, menghasilkan perubahan cara pandang tentang hidup bahkan mengubah cara kita menjalani hidup itu sendiri. 

Pembaruan pikiran adalah hasil kerja sama kita dengn Tuhan, dalam hal ini Allah Roh Kudus. Melalui kuasa-Nya, Roh Kudus, roh hikmat dan wahyu itu, mengajar dan mengarahkan kita kepada kebenaran dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Bagian kita adalah menangkap, meyakini dan menghidupi kebenaran itu. 

Tanpa perubahan pikiran, keadaan kita tidak akan berubah. Kita masih akan menjadi orang yang sama dari tahun ke tahun. Orang yang sama yang hanya mengenal Tuhan begitu-begitu saja. Tidak ada pertumbuhan rohani maupun kedewasaan dalam manusia roh kita. 

Menambah banyak pengetahuan tidak sama dengan mengubah atau membaharui pikiran. 
Contohnya, belajar segala sesuatu tentang kesehatan tidak otomatis menjadikan kita orang yang sehat dan bugar. Harus lebih dari itu. Pikiran kita harus dikondisikan untuk percaya dan menerima pengetahuan itu sebagai sesuatu yang mengendalikan kita. Itu harus kemudian menjadi pikiran yang menggerakkan dan mengarahkan kita untuk hidup sehat. 

Kebenaran firman juga sama. Kebenaran itu harus ditangkap, dirangkul, diyakini, dan dijadikan bagian dari pusat pengendali aktifitas kita sehari², yaitu pikiran kita. 
Kebenaran itu harus mengubah cara dan pola pikir lama, yang usang dan yang telah lama, yang sangat mungkin bertentangan dengan maksud, kehendak dan pikiran Tuhan. Hanya dengan cara itu kita benar² akan mengetahui akan apa yang menjadi kehendak Tuhan 

Perhatikan lagi ayat 2 : 
"…  sehingga kamu dapat mengetahui kehendak Allah--iaitu apa yang baik dan yang menyenangkan hati-Nya, serta yang sempurna."

Dengan terus belajar, memperbarui pemikiran² kita tentang Tuhan dan jalan²Nya, kita akan mengalami kemajuan dalam berhubungan dengan Tuhan, dalam ibadah dan penyembahan kita kepada-Nya, dalam pendewasaan manusia rohani kita. 

Mari renungkan kebenaran ini.
Seberapa banyakkah cara berpikir kita telah diubahkan oleh kebenaran² sejati? 

Sudahkah kita menyesuaikan pikiran kita dengan pikiran dan pandangan Tuhan?

Sudah tepatkah ibadah kita selama ini di hadapan-Nya? 

Seberapa dewasakah manusia rohani kita setelah melewati tahun² sebagai orang Kristen yang beribadah, menambah pengetahuan rohani, serta mendengar khotbah dan pengajaran? 

Sudahkah kita rutin dan rajin memperbarui pikiran kita seturut kebenaran dan jalan² Tuhan? 

Salam revival
Tuhan Memberkati Kita Semua

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar