Oleh: Sharon R.
Kebangunan rohani terjadi baik secara pribadi maupun kelompok. Kebangunan rohani pribadi terjadi ketika Roh Kudus memperbaharui hati dan pikiran seseorang. Roh Kudus memperbaharui dan membangkitkan kita ketika kita berdoa dan mencari wajah-Nya. Kebangunan rohani kelompok terjadi ketika Roh Kudus membawa pembaharuan kepada sebuah gereja atau kegerakan. Hasil akhir dari kebangunan rohani gereja adalah Yesus adalah Tuhan, Roh Kudus dicurahkan dan Bapa dipermuliakan, gereja diteguhkan, dan yang terhilang diinjili.
~ Alvin Reid dan Malcolm McDow
Bertolak dari kutipan di atas sesungguhnya kebangunan rohani adalah perkara yang seharusnya kita doakan, rindukan, usahakan dan perjuangkan terjadi baik atas hidup rohani kita pribadi maupun atas gereja dan komunitas kita. Dalam suatu situasi dan keadaan rohani tertentu kebangunan rohani mutlak dibutuhkan. Di era informasi dimana informasi dan berita dibuka secara masif dan gamblang yang juga sangat mudah dicari dan ditemukan, semakin jelas dan nyata terungkap keadaan gereja dan komunitas kita hari-hari ini. Ditambah dengan adanya masa pandemi ini Tuhan hendak menyingkapkan spirit dan karakter "asli" dari umat Tuhan, para pendeta, para pemimpin rohani yang banyak ditemukan dan terlihat di akun² media sosial kita. Kemunculan akun-akun satire juga semakin "menelanjangi" gaya hidup, tampilan dan pengajaran dari para pendeta dan pemimpin gereja tersebut.
Mari perhatikan dan renungkan beberapa fakta yang sangat mungkin menjadi potret kondisi rohani kita dan gereja saat ini:
▪︎Suatu tanda kekeringan rohani dan gaya hidup yang egosentris. Minat dan gairah akan perkara rohani dan kebenaran yang murni dari Surga yang semakin merosot. Pengajaran yang dicari dan dinilai benar adalah yang enak didengar telinga. Tuhan dan perkara dari-Nya hanya menjadi aksesoris dan pelengkap hidup. Menyebut nama Tuhan hanya di bibir tetapi tidak terlihat dalam penerapan sehari-hari dan saat menghadapi masalah. Menyebut nama Tuhan hanya untuk menunjukkan citra baik dan identitas Kristen. Bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan nama Tuhan untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri. Semangat yang besar untuk mengejar dan memiliki yang duniawi dan roh yang suka menyenangkan diri sendiri tetapi tidak ada atau minim gairah untuk berdoa dan bersekutu pribadi dengan Tuhan dalam keseharian hidup. Inilah hidup rohani yang suam-suam, puas diri dan agamawi.
▪︎Kita melihat fakta keadaan gereja-Nya dimana Yesus tidak lagi menjadi pusat dan sebagai kepala gereja, yang memerintah dan menggerakkan gereja sebagai tubuh-Nya untuk melaksanakan dan menggenapi kehendak serta tujuan²-Nya.
▪︎Gereja menjadi kering (secara rohani) tanpa kehadiran Roh Kudus yang memenuhkan dan mengubahkan hati dan hidup seseorang.
▪︎Gereja diisi dan dipenuhi dengan orang-orang yang puas dengan kegiatan rohani dan ritual agama tanpa kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih lagi dengan mencari dan melangkah masuk dalam kegerakan dan rencana Tuhan untuk hidupnya pribadi dan secara korporat.
▪︎Gereja menjadi sekumpulan umat Tuhan yang egois dan hanya peduli dengan kenyamanan dan kepentingan diri tanpa semangat dan beban untuk jiwa-jiwa yang terhilang.
▪︎Gereja lebih fokus mengejar segala pencapaian dan hasil-hasil yang sifatnya manusiawi dan duniawi daripada hasil-hasil dan kemajuan rohani, pertumbuhan rohani yang menghasilkan dan melepaskan murid-murid Kristus yang militan untuk melayani dalam panggilan dan tujuan hidup mereka masing².
▪︎Gereja lebih suka memamerkan, membanggakan dan puas dengan pencapaian dan kesuksesan secara materi dan bendawi untuk membuat orang kagum kepada dirinya daripada kerinduan menghadirkan dan mewujudnyatakan karakter Kristus dan membuat orang kagum hanya kepada pribadi Kristus dan mempermuliakan nama-Nya.
▪︎Gereja lebih banyak mengajarkan, mendidik dan menjadikan orang² untuk setia, giat dan terikat kepada gereja dan menjadi pengikut suatu lembaga atau organisasi daripada menjadikan mereka terhubung, terikat dan menjadi pengikut² Kristus.
▪︎Gereja lebih mencari dan senang atau puas mendapat pengakuan dan penghargaan dari manusia daripada mencari dan mengejar perkenanan Tuhan. Gereja menjadi puas diri dan merasa sudah benar ketika banyak melakukan acara dan kegiatan² sosial atau kemanusiaan yang dipertontonkannya di media sosial untuk menuai pujian dan penghargaan bagi dirinya.
▪︎Gereja tidak lagi berdampak (berfungsi sebagai garam dan terang dunia) yang mengubah alam rohani suatu wilayah dan berdampak pada perubahan dan perbaikan moral dan mental masyarakat.
▪︎Gereja lebih banyak dikalahkan dan dikendalikan oleh kuasa kegelapan yang ditandai dengan tersingkapnya skandal, kasus kriminal dan perbuatan² jahat yang dilakukan oleh para pemimpin jemaat.
▪︎Gereja Tuhan tidak lagi menyuarakan kebenaran yang murni yang berasal dari hati Tuhan tetapi banyak kali dicemari oleh motif pribadi dan tujuan² kedagingan.
▪︎Gereja saling menonjolkan diri, mencari popularitas dan ingin dipandang lebih benar dari yang lain. Seperti yang dipampangkan hari² ini di media sosial terkait perdebatan dan perselisihan para pendeta/ pemimpin gereja karena ingin menunjukkan dirinya, aliran dan kelompoknya yang lebih benar. Sangat bertentangan dan berkebalikan dari sifat dan karakter Kristus sebagai seorang hamba yang rela merendahkan diri dan melayani bahkan menyerahkan nyawa-Nya demi kasih kepada jiwa-jiwa.
Semua hal di atas adalah fakta² yang tak terbantahkan dari kondisi kebanyakan umat Tuhan dan gereja kita saat ini. Menunjukkan bahwa betapa gereja membutuhkan pembaharuan dan pemulihan rohani. Keadaan rohani yang harus diperbarui, diubahkan, dibangkitkan oleh kehadiran dan lawatan kuasa Roh Kudus melalui pertobatan pribadi dan para pemimpin rohani yang tulus di hadapan Tuhan. Kebangunan rohani adalah karya Roh Kudus yang menjadi satu-satunya solusi atas semua penyimpangan dan kesesatan yang mengakibatkan kemunduran, kemerosotan dan kejatuhan rohani atas gereja dan umat Tuhan. Kebangunan rohani juga sangat dibutuhkan ketika kualitas moral dan karakter masyarakat menjadi semakin jahat, rusak dan bobrok. Kebangunan rohani menyelamatkan banyak jiwa yang terhilang. Kebangunan rohani memulihkan jiwa² kepada hubungan yang benar dengan Kristus. Kebangunan rohani memulihkan dan mengembalikan fungsi dan peran gereja Tuhan. Kebangunan rohani mengubah iklim rohani yang berdampak pada pemulihan hal-hal yang jasmani. Kebangunan rohani mengubah moral dan karakter bangsa. Kebangunan rohani menghancurkan pekerjaan kuasa gelap dan menghadirkan kerajaan Surga di bumi.
Setiap pelayan Tuhan yang tulus dan murni untuk melayani dan mengabdi kepada Tuhan akan menangkap kerinduan hati-Nya ini. Rahasia kerinduan hati Tuhan yang terdalam ini tidak akan dimengerti dan dinyatakan kepada mereka yang merasa cukup dan puas dengan mempelajari banyak teori tentang Tuhan dan melayani-Nya sesuai dengan cara dan standar gereja yang ada sekarang ini. Tidak juga dinyatakan kepada orang² Kristen yang menjadi pendukung² buta dari gereja (termasuk aliran, pendeta, doktrin dan pengajarannya) yang sudah merasa nyaman, cukup, puas dan bangga dengan keadaan rohaninya, gerejanya dan pelayanannya kepada Tuhan selama ini. Visi ini akan dinyatakan kepada mereka yang berhasrat dan rindu terus bertumbuh dan masuk dalam pusat kegerakan dan kehendak-Nya di akhir zaman ini. Adakah kita melihat dan menangkap visi dan panggilan-Nya yang mulia ini? Adakah kita merindukan pemulihan bagi keluarga, komunitas, gereja, kota dan bangsa kita? Jika kita menangkapnya, datanglah pada Tuhan dalam semangat dan roh pertobatan dan minta Roh-Nya menyingkapkan diri kita apa adanya dan membangkitkan gairah kita kembali, rindukanlah lawatan Roh Kudus atas gereja-Nya yang suam, lemah, lumpuh, kering dan hampir mati untuk dipulihkan dan dibangkitkan kembali seperti tulang² kering yang dipulihkan menjadi kumpulan tentara Kristus dalam penglihatan nabi Yehezkiel (Yeh. 37:1-14). Berdoalah minta pimpinan Tuhan menunjukkan dimana bagian dan apa peran kita dalam panggilan dan visi Tuhan ini. Mintalah penyingkapan akan karunia rohani dan tujuan keberadaan kita di dunia ini. Bertekadlah untuk membayar harga dengan kerelaan dan sukacita untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Dan tetaplah berharap dan bergantung penuh kepada kasih karunia-Nya untuk menguatkan dan memampukan kita tetap setia dan teguh berdiri menyelesaikan tugas yang diembankan-Nya bagi kita.
Akhir kata, Inilah pelayanan dan hidup yang tidak sia-sia. Inilah pelayanan yang berdampak kekal itu. Pelayanan yang menyelamatkan jiwa² dari kebinasaan kekal. Sesuatu yang tidak akan pernah kita sesali seumur hidup kita karena suatu kali nanti kita akan menerima mahkota, upah kekal, mendengar pujian dari bibir-Nya dan senyum dari wajah-Nya serta hidup bahagia dan puas selama-lamanya bersama Kekasih Jiwa kita yang sangat kita kasihi dan rindukan selama di dunia. Amin.
Yesaya 62:1 (TB) Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
Comments
Post a Comment