Skip to main content

GIAT BERIBADAH DAN IKUT KEBAKTIAN TIDAK SELALU BENAR DI MATA TUHAN

Oleh : Peter B


Berikut satu ayat Alkitab yang ingin saya bagikan dalam berbagai bentuk terjemahan. 

Ayat ini merupakan bagian dari surat rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius, mengenai gambaran orang² di akhir zaman. Ciri² sebagaimana disebutkan dalam uraian tersebut akan semakin terlihat jelas dan semakin banyak menjelang kesudahan segala zaman.

Salah satu karakter (buruk) orang² akhir zaman itu disebutkan demikian : 

2 Timotius 3:5 (TB)  Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

2 Timotius 3:5 (BIMK)  Meskipun secara lahir, mereka taat menjalankan kewajiban agama, namun menolak inti dari agama itu sendiri. Jauhilah orang-orang yang seperti itu.

2 Timotius 3:5 (FAYH)  Memang, mereka akan pergi ke gereja, tetapi sebenarnya tidak mempercayai apa yang mereka dengar. Janganlah tertipu oleh orang-orang semacam itu.

2 Timotius 3:5 (AYT)  kelihatan saleh tetapi menyangkali kuasanya. Jauhilah orang-orang seperti ini. 

2 Timotius 3:5 (TSI2)  Memang, di mata orang-orang lain, mereka mau dianggap sebagai pengikut agama, tetapi mereka tidak mau sungguh-sungguh mengenal Allah atau diubahkan oleh kuasa-Nya! Jauhkanlah dirimu dari orang-orang seperti itu. 

2 Timotius 3:5 (SB2010)  Mereka kelihatan seperti orang-orang yang taat beribadah, padahal sebenarnya mereka menolak kuasanya. Jauhkanlah dirimu dari orang-orang yang demikian itu!

2 Timotius 3:5 (VMD)  Mereka seakan-akan melayani Allah, tetapi cara hidup mereka menunjukkan, bahwa mereka tidak sungguh-sungguh melayani-Nya. Jauhkanlah dirimu dari mereka itu.

2 Timotius 3:5 (TMV)   Pada lahirnya mereka menjalankan kewajipan agama kita, tetapi mereka tidak menurut ajarannya. Jauhkanlah dirimu daripada mereka.

2 Timotius 3:5 (ENDE)  Mereka berlagak saleh, tetapi memungkiri hakekat kesalehan. Djauhilah semua orang itu.

2 Timotius 3:5  (Ambon Baba) yang pegang rupa kbaktian, ttapi kuasa kbaktian itu dia-orang sudah tolakkan: palingkan diri angkau deri ini smoa.

Dari banyak terjemahan Indonesia yang disajikan di atas, nyata jelas bahwa akan semakin banyak orang di akhir zaman yang suka dan rajin beribadah tapi… tidak tahu inti ibadah, tidak percaya yang mereka dengar (yang nyata dalam hidup mereka sehari² karena tidak menerapkannya),  tidak mau sungguh² mengenal Tuhan, memungkiri hakekat kesalehan, tidak benar² melayani Tuhan meskipun tampak rajin melayani, dan menolak kuasa ibadah yang mereka lakukan.

Sesungguhnya inilah gambaran orang² agamawi yang semakin banyak muncul di akhir zaman. Secara tampak luar/lahiriah, mereka menjalankan berbagai ketetapan agama seperti berdoa, berpuasa, hadir di acara² ibadah dan doa bahkan melayani di tempat² ibadah tetapi masalahnya, jauh di hati mereka dan dalam hidup pribadi mereka, mereka tidak benar² mau hidup bagi Tuhan, tidak sungguh² mau mengenal Allah dan menangkap serta menghidupi inti atau kuasa ibadah. 

Apakah intisari dan kuasa ibadah itu?

Intisari dan kuasa ibadah adalah pertobatan dan perubahan hidup dalam Kristus dan karena Kristus Yaitu menjadi manusia baru dalam Tuhan, melalui pekerjaan Roh Kudus. Itu bukan sekedar perubahan kelakuan dan kebiasaan yang dapat dilihat oleh orang² di sekitar kita,  seperti misalnya : dulu tidak ke gereja sekarang rajin ke gereja, dulu tidak berdoa sekarang terlihat sering sembahyang,  dulu suka bicara kotor sekarang sering menyebut² "Haleluya', 'puji Tuhan' dan 'Amin'.

Semua itu bisa saja menunjukkan adanya perubahan tetapi yang dimaksud dalam ayat di atas adalah perubahan SEJAK DARI DALAM HATI, YANG TAMPAK KEMUDIAN DALAM PRAKTEK IBADAH YANG TULUS DAN MURNI DI MATA TUHAN. Bukan yang tampaknya saleh tetapi bagian dalamnya kotor dan jahat. Itu semua najis di hadapan Tuhan. 

TUHAN mencari perubahan itu pertama² dalam hati kita. 
Apakah pikiran² dan prinsip² hidup kita berubah kepada tujuan² Allah?
Apakah hati kita condong pada pencarian akan hati dan kehendak-Nya? 
Apakah angan² dan hasrat/ambisi kita kini telah berganti dari kepada rujuan² duniawi kini tertuju untuk memuliakan Tuhan seumur hidup kita? 
Apakah kita rindu belajar dan dibentuk oleh Tuhan sebagai murid²Nya yang sejati? 
Apakah kita merindukan dan mengusahakan dengan pertolongan Roh Kudus supaya hidup kita kudus dan makin hari makin berkenan di hadapan Tuhan? 
Apakah perubahan hidup kita digerakkan oleh cinta kepada Tuhan dan untuk menyenangkan hati-Nya atau sekedar mengesankan dan menunjukkan di depan orang bahwa kita ini orang² yang taat beribadah? 

Jika itu semua belum ada di hati, pikiran dan menjadi penggerak perubahan atas cara hidup dan motivasi ibadah kita, maka kita belum benar² menjadi orang² yang mengenal Tuhan dengan benar. Kita belum menjadi jemaat yang disiapkan menjadi mempelai Kristus. Masih belum menghidupi intisari ibadah yaitu hidup mengikuti teladan Kristus. Kita masih tergolong sebagai orang² akhir zaman yang jauh dan menyimpang dari Tuhan. Yang sekedar senang beribadah dan puas dengan itu. Yang sekalipun sangat setia datang ibadah tetapi hidupnya tidak pernah diubahkan, hasratnya masih perkara² dunia, tujuan hidupnya menurut ukuran² manusia²  lama yang tidak mengenal Kristus, yang sehari² dipenuhi kekuatiran dan menghabiskan waktu demi mencukupi kebutuhan hidup dan fokus mencari rasa aman hidup di dunia, yang tanpa sadar telah lalai mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. 
Hidup yang demikian pada dasarnya membuat semua ibadah formal kita sia² dan tak berguna saja. Ibadah dapat menjadi sesuatu yang menyesatkan jiwa karena membuat orang merasa benar, merasa baik² saja, menjadi puas rohani dan merasa sudah memenuhi standar Tuhan. Padahal, Tuhan mencari dan menilai dengan ukuran yang berbeda. 

Dalam 2 Timotius 3:5 dengan jelas juga dinyatakan pada kita supaya MENJAUHI MEREKA ITU, yaitu mereka yang hanya tampak luar dan lahiriah saja beribadah. Orang² semacam ini seharusnya memang tidak boleh ada di kumpulan jemaat sejati. Murid² Kristus harusnya steril dari orang² yang semacam ini. 

Sedihnya, sekarang ini justru orang² yang semacam ini yang sekarang sangat banyak didapati gereja²  kita. Bukan hanya sebagai jemaat namun bahkan di antara mereka yang menyebut diri sebagai majelis gereja, pelayan Tuhan, pendeta, hamba Tuhan, pemimpin rohani, guru, nabi, dan sebagainya. 
Yang seharusnya dijauhi, malah menjadi pemberi pengaruh terbesar di gereja² sekarang ini. Merekalah yang bertanggung jawab terhadap budaya dan sistem agamawi yang kini sangat masif dipraktekkan banyak orang Kristen. Akibatnya, banyak anak Tuhan yang semula tulus rindu beribadah dan melayani Tuhan,  namun karena pemberi pengaruh, yang memuridkan mereka, bapa² rohani mereka memberikan teladan kerohanian yang keliru, maka pertumbuhan dan perkembangan rohani mereka tidak tepat dan sempurna sesuai kehendak Tuhan. Anak² rohani dengan cepat berubah menjadi seperti bapa² rohaninya. 
Sebagaimana adanya bapa rohani demikian pula anak² rohaninya. 

Nah, apa akibatnya jika bapa rohani atau teladan rohaninya adalah orang yang menjalankan ibadah tampak luar dan hanya lahiriah saja sedangkan gaya hidup mereka jauh dari tatanan Ilahi dan kehendak Tuhan????? 

Sudah waktunya anak² Tuhan mengetahui kebenaran ini. Bahwa di akhir zaman, ada banyak orang yang rajin ibadah, suka ibadah, rindu ibadah, tapi tidak rindu hidup bagi Tuhan, tidak ingin mengenal Tuhan lebih jauh dan mendalam, apalagi bersedia hidup sebagai murid dan hamba Tuhan, melaksanakan kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya. 

Kita harus memastikan diri tidak masuk dalam golongan orang² ini Kita harus memilih dan memilah apa, siapa dan bagaimana teladan bapa atau pemimpin rohani yang menjadi rujukan dan panutan kita. Mereka haruslah orang yang mengikuti teladan Kristus. Karena mereka mengikuti teladan Kristus itulah, kita mengikuti teladan kehidupan bapa atau pemimpin rohani itu (lihat 1 Korintus 11:1).

Kita harus memastikan bahwa kekristenan dan kerohanian kita berada dalam jalur yang benar. Bukan sekedar lahiriah semata sebagaimana yang dilihat orang namun hingga perubahan mendasar pada pola pikir, kecenderungan hati,  hasrat dalam jiwa serta adanya ketulusan serta kemurnian motivasi dalam ibadah maupun tingkah laku sehari² yang benar² ingin mengamalkan kasih, dan bukan demi memuaskan ego dalam diri. 

Jika kita melakukannya, kita akan dibawa Tuhan menjadi domba²Nya yang sejati. Kita akan dibawa dalam pengalaman² yang lebih dalam dan dibukakan rahasia² ilahi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Kita akan dibawa masuk dalam rancangan ilahi yang penuh bahagia, rencana damai sejahtera, masa depan di dalam Tuhan yang penuh dengan pengharapan akan kemuliaan. 
Itulah yang Tuhan sediakan bagi kita yang rela terus melangkah lebih dari sekedar mengikuti ritual dan ibadah di gereja. 

Apakah salah satu dari orang itu adalah Anda? 

Salam revival
Tuhan Yesus memberkati.

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata