Skip to main content

SIKAP KITA TERHADAP TEGURAN MENENTUKAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KITA

Oleh : Peter B


Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar
~ Amsal 25:12

Meski jarang diakui secara terus terang, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak menyukai teguran. Entah berasal dari mana sifat demikian. Namun yang pasti, Alkitab menjelaskan bahwa ketidaksukaan kita akan teguran adalah karena keangkuhan diri yang sering membuat kita merasa benar, tidak suka mengakui kesalahan dan jarang sekali mau mengoreksi diri sendiri (walaupun sangat sering mengoreksi dan mengkritik orang lain). 

Memang, teguran hampir selalu tidak terasa menyenangkan di hati. Kita seperti merasa direndahkan oleh karena disingkapkan kesalahan dan kekurangan kita. Dan karena setiap orang senang dipuji, maka anjuran untuk mengoreksi kesalahan kerap ditangkap sebagai semacam tindakan yang mencela kita daripada memberikan sanjungan dan penghargaan bagi kita. 

Di sinilah banyak orang keliru dalam berpikir atau beranggapan. 

Dari nats di atas, kita membaca mengenai bagaimana seharusnya kita menyikapi teguran yang dialamatkan kepada kita. 
Teguran, lebih-lebih yang disebut teguran orang bijak, harus dipandang sebagai sesuatu yang serupa anting-anting emas maupun perhiasan bagi kita. Dan memang demikian yang ada dalam pikiran orang-orang yang mau membuka diri untuk menerima teguran. Mendapat teguran itu serupa mendapat perhiasan emas.

Teguran orang bijak adalah teguran yang disampaikan oleh orang bijak dan tentu berisi pesan yang mengandung hikmat bagi yang dinasihati. Terhadap teguran semacam ini, kita diperintahkan membuka telinga dan memperhatikannya. Jika kita melakukannya, itu seperti sebuah telinga yang dipasangi anting-anting emas atau bagian tubuh yang kepadanya disematkan perhiasan dari emas murni. 

Apa maksudnya? 

Secara umum, ini berarti bahwa teguran, khususnya yang mengandung hikmat yang menuntun kita kepada jalan kebenaran dan kehidupan, harus dipandang secara positif dan disambut dengan senang hati.
Jangan antipati atau alergi terhadap teguran.
Terimalah itu sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai, yang ada bahkan besar manfaatnya bagi kita. 
Jangan terburu-buru memalingkan wajah atau menutup telinga terhadap teguran, namun biasakanlah menyendengkan telinga terhadap teguran. 
Mendengarkan, memperhatikan, mengindahkan bahkan kemudian mengoreksi diri sesuai masukan berupa hikmat bagi kita sesungguhnya membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik daripada yang sebelumnya. 
Setiap masukan yang menolong kita melihat apa yang kurang dari diri kita dan mengarahkan kita kepada kemajuan, yang membuat kita terpacu menjadi lebih baik lagi di waktu berikutnya adalah sesuatu yang tidak boleh kita lewatkan begitu saja. 

Teguran yang bijak bisa datang dari siapapun saja. Dari orang tua kita, guru di sekolah, pimpinan di kantor, pendeta dan bapa rohani kita, dari sahabat kita atau bahkan dari orang-orang yang tidak kita sangkakan yang ternyata memberikan masukan kepada kita, seperti misalnya, orang-orang yang baru kita kenal di jalan atau anak kecil yang berkomentar spontan kepada kita setelah mengamati kita. 

Namun melampaui segalanya, teguran paling bijak datang dari Sang Hikmat itu sendiri. Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita. Ketika kita mendengar Dia berbicara kepada kita, melalui apapun dan siapapun, hendaknya kita memperhatikan. Sekalipun pesan firman kebenaran-Nya keras, menghunjam dan menggoncang jiwa kita -sesungguhnya itu baik bagi kita. Wajib kita perhatikan dengan segenap perhatian dan kepedulian kita. 
Hati kita harus terbuka selebar-lebarnya terhadap nasihat firman yang diurapi dan yang dinyatakan kepada kita oleh kuasa Roh Kudus, meskipun itu terasa menempelak dan menyakitkan sesaat lamanya di jiwa kita. 


Anting-anting dan Perhiasan Emas Murni
Perumpamaan Salomo, bagi orang yang mau mendengar dan menanggapi teguran mereka itu seperti dipasangi anting-anting emas dan perhiasan dari emas murni. 

Simbol keuntungan apakah yang kita terima sesungguhnya?

1- Yang mau mengindahkan teguran akan diperindah hidupnya
 Sebagaimana telinga yang tampak indah ketika dipasangi anting-anting, juga bagian-bagian tubuh lain yang tampak lebih menyolok dan menarik ketika dipasangi perhiasan dari emas, demikianlah hidup seseorang yang mau menerima teguran. Hidupnya akan menjadi lebih indah lagi. 
Maksudnya, karakternya dibentuk dan diubahkan. Sifat yang buruk digantikan sifat yang baik. Yang pemarah, menjadi sabar. Yang cemar jadi kudus. Yang beringas jadi lembut. Yang pemarah menjadi penyabar. Yang malas menjadi rajin. Yang kurang ajar kepada Tuhan menjadi takut akan Tuhan. Yang duniawi diubah menjadi serupa Kristus. Dan seterusnya. 

Tidakkah karakter yang baik itu memperindah hidup pemiliknya?

Dan kesemuanya itu akan terpancar dari hidup kita ketika kita bersedia menerima pembentukan dari Tuhan dengan menerima koreksi dan didikan dari Tuhan. 
Oleh karena kuasa Roh Kudus-Nya yang memberikan kekuatan bagi kita untuk hidup suci, maka saat kita menerima teguran dari Tuhan dan mau mengerjakannya dalam hidup kita, maka kita akan diubah makin indah. Di hadapan manusia dan Tuhan. 

2- Yang mau memperhatikan teguran akan diperkaya dengan hikmat
Mendapat perhiasan emas adalah sama dengan memperoleh kekayaan. Emas adalah logam mulia. Sesuatu yang sangat dihargai di dunia ini. Orang yang memilikinya sama dengan mempunyai harta yang berharga. 
Serupa dengan itu, orang yang bersedia ditegur, akan mendapat suatu pemahaman yang baru, yang lebih jelas, yang lebih luas, yang akan memperkaya pandangan dan wawasannya, yang membuatnya jadi pribadi yang berhikmat. Dan bukankah hikmat itu lebih berharga dari emas, perak dan permata? (lihat Amsal 3:13-15; 16:16)

Dunia dihuni banyak orang kaya tetapi sedikit orang berhikmat. Itu karena orang yang berhikmat pada dasarnya jauh lebih kaya daripada orang beruang. 
Orang kaya mungkin saja mampu mempunyai dan melakukan banyak hal karena kekayaan hartanya. Tapi belum tentu hidup mereka bermanfaat bagi banyak orang dan dijalani dengan bijaksana. 
Hanya dengan hikmat, banyak orang, kota dan bangsa ditolong dan diselamatkan dari malapetaka dan kemajuan diraih.  Begitupun juga hidup kita akan selamat dan beroleh upah kekal di sorga oleh karena kita hidup dalam Sang Hikmat yaitu Kristus sendiri. Karena Kristus itu pulalah, kita disebut orang-orang yang kaya dalam Tuhan, kaya dalam segala sesuatu, kaya dalam kebajikan dan perbuatan-perbuatan baik (lihat 2 Korintus 8:9; 1 Korintus 1:5; 2 Korintus 8:7; 9:8-11). 

Semua kekayaan sejati dari sorga adalah mlik kita saat kita menyediakan hati kita untuk menerima didikan Tuhan. 


3- Yang mau menerima teguran akan mendapatkan penghargaan dan penghormatan
Inilah makna ketiga dari perumpamaan mengenai anting-anting dan perhiasan emas ini. 
Sudah merupakan sesuatu yang umum di masyarakat manapun, bahwa orang yang memakai perhiasan emas dipandang sebagai seseorang yang menjadi pusat perhatian atau sebagai orang yang patut dihargai dan dikagumi. 
Pemahaman semacam yang menyebabkan setiap pengantin selalu dipakaikan busana dan aksesoris berupa perhiasan yang menyolok serta disebut raja dan ratu sehari. 

Seperti itu pula orang yang bersedia menyambut koreksi bagi dirinya. Ia akan menerima penghormatan dan pengakuan pada waktunya oleh karena ia memilih jalan hikmat bagi hidupnya.

Berbeda dengan anggapan yang berlaku hingga kini bahwa orang yang mau dikoreksi itu orang yang lemah, bodoh, penakut dan memalukan, Salomo dalam hikmat Tuhan memandang kebalikannya. Mereka yang bersedia dikoreksi, pada akhirnya akan lebih dihargai karena kerendahan hatinya, kesediaannya mendengar, kemauannya belajar, dan kelembutan hatinya yang mengakui kekurangan dan kelemahannya.   
Selagi banyak orang lebih memilih mempertahankan harga dirinya dengan menampilkan sikap tidak mau mengaku salah atau takut dianggap kalah karena mengikuti masukan dan pandangan orang lain, orang yang bersedia merendahkan diri dan belajar sangatlah berharga di mata Tuhan. Bahkan ketika hal semacam itu masih dianggap hina sementara waktu oleh banyak orang, Tuhan selalu memberikan penilaian yang tinggi bagi jiwa-jiwa yang mau dibentuk dan menerima instruksi dari Tuhan. 

Dan sudah sering terjadi, pada akhirnya, seiring berjalannya waktu, banyak orang akan memuji kerendahan hati lebih daripada keangkuhan dan pembenaran diri.  Orang akhirnya akan menghargai sikap lemah lembut daripada sikap keras kepala dan unjuk diri. 

Betapa beruntungnya jika kita mau mendengarkan dan memperhatikan teguran, lebih-lebih teguran yang berasal dari Tuhan melalui berbagai cara-Nya itu!

Hari ini, Tuhan masih berbicara. Melalui hamba-hamba pilihan-Nya, yang dipimpin, digerakkan dan dikuasai Roh Kudus-Nya. Ia masih dan akan terus menyampaikan didikan, peringatan dan teguran kepada Anda oleh karena Dia peduli dan menyayangi Anda. Roh Anda akan mengetahui saat-saat perkataan ilahi itu menembus hati Anda atau terngiang di telinga Anda. 
Saat Ia mengingatkan apa yang perlu Anda koreksi dari hidup Anda, ingatlah pesan dari tulisan ini. Perhatikanlah teguran Tuhan itu. Supaya keberuntungan menjadi milik Anda.

Anda sendiri yang menentukan apakah Anda akan menjadi orang-orang yang makin indah, makin kaya dan beroleh perkenan Tuhan serta manusia atau Anda akan menjadi orang yang kehilangan keuntungan, manfaat dan berkat besar berganda ini karena terus mengabaikan koreksi dan teguran bagi diri Anda. 

Dengan pertolongan Roh Kudus, ini akan menjadi pilihan dan keputusan yang tidak berat bagi Anda. 

Salam revival
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar