Skip to main content

PEMULIHAN DIBERIKAN JIKA ADA PERTOBATAN

Oleh : Peter B


dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, ...dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau
~ Ulangan 30:2a,3a

Di atas ayat-ayat dalam Ulangan 30:1-10, Alkitab Terjemahan Baru memberikan perikop "Pulih setelah tobat". Dan pada dasarnya, memang demikian inti dari bagian ayat tersebut. Tuhan menjanjikan pemulihan dan kasih sayang yang jauh lebih besar bagi umat-Nya, Israel, apabila mereka mau benar-benar kembali kepada-Nya (lihat Ul. 30:3).

Dan inilah yang akan dilakukan Tuhan sebagai pemulihan yang dijanjikan bagi Israel itu :

a> Israel akan dikumpulkan kembali dari tempat mereka diserakkan dari berbagai bangsa (ayat 3-4)

b> Tuhan akan berbuat baik kepada Israel dan memperbanyak bilangan mereka melebihi nenek moyang mereka (ayat 5)

c> Tuhan akan menyunat hati Israel dan keturunan mereka sehingga mereka mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa (ayat 6)

d> Tuhan akan mengutuki musuh-musuh Israel, membuat musuh mereka kalah dan undur (ayat 7)

e> Israel akan kembali dengar-dengaran akan suara Tuhan dan melakukan perintah Tuhan (ayat 8)

f> Tuhan akan melimpahkan segala berkat terbaik bagi segala yang dilakukan Israel dan mereka akan beruntung (ayat 9)

Betapa indah, besar dan baiknya janji pemulihan Tuhan itu! 

Bagi kita, Israel rohani, janji pemulihan Israel jasmani adalah perlambang segala berkat jasmani dan rohani yang Tuhan akan limpahkan kepada kita - APABILA KITA BENAR-BENAR BERTOBAT DI HADAPAN-NYA. 

Sesungguhnya, janji ini menunjukkan betapa Tuhan TERLEBIH RINDU menantikan kita kembali kepada-Nya apabila kita menjauh dari Dia dan hidup dalam keadaan yang penuh penderitaan akibat dosa dan kesalahan kita. Dari sini, kita pun diberitahu bahwa kehidupan yang baik, limpah dengan berkat dan penuh dengan bahagia hanya dapat kita miliki dalam suatu hubungan yang baik dengan Tuhan, yakni ketika kita mengasihi Dia dengan segenap hati dan jiwa. 

Pertobatan lah yang membuka pintu-pintu pemulihan. Jika dosa membuka pintu bagi kutuk dan malapetaka, bahkan maut, maka pertobatan menutup pintu-pintu kerajaan kegelapan dan membuka pintu-pintu kerajaan sorga. Tuhan berkenan pada hati dan hidup yang tobat. Dalam pertobatan yang penuh kesungguhan, Tuhan siap melimpahkan berkat-berkat terbaik-Nya, memberikan suatu kehidupan yang pantas, berkecukupan dan paling membahagiakan yang bisa dimiliki oleh manusia. Perumpamaan anak terhilang yang kembali pada bapanya, sebagaimana yang diceritakan Yesus, menggambarkan dengan persis janji pemulihan Tuhan itu : 

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya
~ Lukas 15:21-22

Janji pemulihan atas suatu negeri juga diberikan jika umat Tuhan mau bertobat. 
2 Tawarikh 7:14 adalah ayat yang sudah teramat sering kita baca hingga hari-hari ini : 

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu *berbalik dari jalan-jalannya yang jahat,* maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
~ 2 Tawarikh 7:14

Tuhan berjanji mendengar doa umat yang bertobat. Ia akan memperhatikan bangsa yang mau merendahkan diri. Ia berjanji menunjukkan diri-Nya dan mengampuni kaum yang mencari wajah-Nya. Dan Ia akan memulihkan negeri setiap bangsa yang mau berbalik dari jalan-jalannya yang jahat!

Ya, berbalik dari jalan-jalan yang jahat adalah istilah lain dari "bertobat". 


PERTOBATAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN
Ulangan 30:1-10 sedikit banyak memberikan kepada kita, pertobatan seperti apa yang dicari dan ingin ditemukan Tuhan pada kita : 


1) Adanya kesadaran bahwa Tuhan mengijinkan segala yang buruk terjadi atas kita supaya kita kembali ingat perjanjian kita dengan Tuhan (Ulangan 30:1)

"Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau,

•Pertobatan dimulai dari kesadaran bahwa kita telah berdosa dan melukai hati Tuhan. Bahwa kita telah menimbulkan kegeraman atau kemarahan-Nya. Tanpa kesadaran ini, kita akan tetap merasa baik-baik saja dan tidak merasa perlu untuk mengubah atau memperbaiki diri. 

•Salah satu hal yang menyadarkan kita bahwa kita telah berdosa pada Tuhan ialah segala peristiwa buruk yang terjadi atau menimpa kita secara pribadi atau, dalam konteks yang lebih luas, atas bangsa kita.

Berbagai hal mengerikan dan menyengsarakan yang kita alami bisa saja terjadi seperti terhadap Ayub, yang menderita tanpa alasan atau bukan dari akibat ia berdosa kepada Tuhan. Namun itu kasus khusus. Jarang sekali yang demikian. Yang sering terjadi justru kebalikannya. Alih-alih memiliki kehidupan seperti Ayub, jika kita mau jujur, hidup kita di hadapan Tuhan tidak ada secuilnya dari kesungguhan hidup Ayub yang dinilai dan dipuji oleh Tuhan sendiri. Kita lebih sering tidak peduli dengan Tuhan, terhadap perasaan dan pikiran-Nya, atau hukum-hukum-Nya. Kita lebih sering seenaknya terhadap Tuhan sehingga tanpa sadar sering mencobai Dia, merendahkan-Nya dan berlaku kurang ajar kepada-Nya dengan memanfaatkan nama dan janji firman-Nya demi memuaskan kepentingan-kepentingan egois kita sendiri.

•Kunci yang penting di sini adalah periksa diri atau introspeksi yang harus dilakukan secara tepat dan seksama atas hidup kita. Kita harus mengambil waktu untuk merenung di hadapan Tuhan sambil meminta Roh Kudus menerangi hati kita supaya kepada kita ditunjukkan dengan jelas bahwa segala yang buruk ini terjadi akibat kecerobohan, kejahatan dan kebebalan kita yang telah menimbulkan sakit hati Tuhan. Alih-alih sibuk membenarkan diri dan memanipulasi ayat-ayat firman Tuhan supaya kita tampak tidak bersalah, sudah seharusnya kita dengan jujur apa adanya secara terbuka membawa hidup kita dan meminta Tuhan mengoreksi segala yang keliru yang telah kita lakukan di hadapan-Nya. Tanpa sikap demikian, kita tidak akan pernah menyadari kegagalan kita dan tidak pernah akan bertobat. Dan semakin kita tidak bertobat, murka Tuhan akan semakin menyala-nyala.


2) Harus ada perubahan tindakan dan perilaku kita yang menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh bertobat (Ulangan 30:2)

dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu,..,

•Pertobatan bukan sekedar kesadaran pikiran. Pertobatan sejati adalah perubahan tindakan bahkan perilaku sehari-hari. Dari yang semula melakukan apa yang salah menjadi beralih mengerjakan apa yang seturut kehendak Tuhan. Itu digambarkan dalam ayat 2 di atas dalam bentuk sikap berbalik dan mendengarkan suara Tuhan kembali.  Jika ayat 1 berbicara mengenai kesadaran pikiran, maka ayat 2 mengacu pada perbuatan yaitu kita harus menyerahkan diri untuk taat pada Tuhan alih-alih terus mengikuti cara dan tindakan kita sendiri dalam menjalani hidup.

•Ambillah satu contoh. Misalnya, kesadaran bahwa sikap hati dan cara kita beribadah sebagai gereja Tuhan hari ini masih belum tepat seperti yang Tuhan inginkan maka itu seharusnya diubah dalam praktek nyatanya. 
Berikut ini beberapa contoh-contoh praktek perubahan kita sebagai bentuk-bentuk nyata pertobatan kita : 
   Dengan mengajarkan, menekankan, dan menggiatkan apa yang penting dan terutama dalam ibadah yaitu sikap dalam hati sebagai yang dicari dan dinilai oleh Tuhan -bukan menekankan pada tampilan atau bentuk-bentuk formal terlebih dahulu. 
   Dengan memberikan teladan perilaku yang tidak membeda-bedakan jemaat -bukan dengan memberikan penghormatan lebih kepada orang-orang tertentu dalam gereja, lebih-lebih yang tidak jelas kualitas hidup rohaninya.
   Dengan menekankan persembahan kehidupan dan pengabdian dalam hidup pada Tuhan -bukan terus mendorong dan menggalakkan persembahan materi 
   Dengan mencari, mendalami, menyelidiki dan menguji pesan-pesan yang murni dari Tuhan dan menaatinya -bukan mencari pesan-pesan yang menyenangkan telinga atau hati, yang melulu menjanjikan kenyamanan atau berkat semata
   Dengan mengusahakan, menggunakan segala sumber daya dan seluruh daya upaya dalam gereja untuk melahirkan murid-murid sejati Kristus -bukan dengan puas mengumpulkan massa yang datang beribadah di gereja. 
   Dan seterusnya.

•Intinya, apa yang salah harus kita ubah. Kita harus menggantikan apa yang tidak sesuai dengan hati Tuhan dengan apa yang benar dan menyukakan hati-Nya. Inilah pertobatan yang sejati. 


3) Pertobatan terbaik yang sangat berkenan di mata Tuhan adalah pertobatan dengan segenap hati dan segenap jiwa (Ulangan 30:2c,10b)

dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, ... dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu 

•Tuhan itu menghargai setiap orang yang datang kepada-Nya. Lebih-lebih jika orang itu merendahkan diri dan menyatakan ingin menyambung kembali hubungan yang renggang dengan Tuhan. Raja-raja yang sedemikian jahat seperti Ahab dan Manasye pun ketika merendahkan diri dan berseru mohon ampun pada Tuhan, diampuni! (lihat (1 Raja 21:27-29 dan 2 Tawarikh 33:12-13). Tuhan itu selalu menanti pertobatan kita dan terlebih siap sedia mengampuni daripada menghukum manusia. Tidak heran jika penyamun di samping Yesus menerima pengampunan baginya dan diselamatkan hari itu juga saat ia meminta belas kasihan dan ampunan atas dosa-dosanya pada Yesus, yang memang berkuasa memberikan pengampunan itu. 
Betapa ajaib dan dahsyatnya cinta Tuhan itu!

•Meskipun Tuhan berkenan atas setiap pertobatan kita, Ia mencari pertobatan yang penuh. Pertobatan dengan segenap hati dan segenap jiwa. 
Apa maksudnya? 
Pertobatan dengan segenap hati dan jiwa tidak lain adalah mempersilakan dan menyerahkan diri supaya Tuhan menjadi penguasa hati dan kehidupan seseorang. Inilah yang disebut Tuhan sebagai "sunat hati" (ayat 6), Pertobatan semacam ini pula yang membuat umat Tuhan akan "mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa" (ayat 6) serta akan memampukan mereka "mendengarkan kembali suara Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya" (ayat 8). 

•Pertobatan dengan segenap hati dan jiwa mengijinkan Tuhan memberikan hati dan roh yang baru kepada yang melakukannya : 

Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan yang keji dari tanah itu.
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,
supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.
Yehezkiel 11:18-20

•Pertobatan sepenuh hati sangat dirindukan Tuhan sebab pada titik itulah kita tidak lagi ingin menjauh dari Dia atau hidup di luar Dia. Itulah suatu keputusan puncak dan final dari hidup kita bahwa Dia akan menjadi Allah kita dan kita menjadi umat-Nya untuk seterusnya dan selamanya. Pertobatan ini membawa kepada suatu level hubungan yang baru dan yang stabil dengan Tuhan. Yang sekalipun kita masih dapat jatuh lagi dalam perjalanan selanjutnya namun keputusan secara bulat untuk mengikut Tuhan seumur hidup kita menjadikan kita tidak pernah berpaling atau pergi dari genggaman tangan Tuhan yang sanggup menopang dan menolong kita untuk hidup di hadapan-Nya sepanjang keberadaan kita di bumi sekarang ini. 

•Dan jika pertobatan membuka pintu maaf, belas kasihan, pengampunan dan kasih karunia Tuhan bagi kita maka betapa lebih lagi dampak pertobatan yang dilakukan dengan segenap hati dan jiwa. Keadaan kita akan benar-benar dipulihkan. Ayub yang tidak memiliki kesalahan yang setimpal namun sempat tergoncang juga imannya pada Tuhan, merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keadaannya dipulihkan sama sekali. Dikembalikan dua kali lipat daripada keadaannya yang semula. Seperti itu pula jika kita benar-benar berbalik pada Tuhan. Hidup kita akan diubahkan Tuhan secara total. Dimulai dari manusia batin kita yang dipenuhi  sukacita, damai dan kebahagiaan. Berlanjut pada kehidupan yang produktif, memancarkan kebaikan, kejujuran dan kebenaran. Berpuncak dengan menjadi suatu kehidupan yang berharga di mata Tuhan dan manusia, suatu kehidupan terhormat dan menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita khususnya yang belum mengenal atau belum memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Buah-buah yang kita hasilkan dari hidup kita akan tetap dapat dinikmati generasi selanjutnya selama bumi masih ada dan tercatat selama-lamanya hingga kita menerima upah dalam kemuliaan kekal. 


KESIMPULAN DAN PENUTUP
Bangsa yang sangat cemar dan najis dapat dipulihkan. Jika negeri itu cemar karena dosa, maka negeri itu  dipulihkan jika ada pengampunan atas dosa-dosa itu. Dan pengampunan dosa serta pemulihan diberikan apabila ada pertobatan penduduknya di hadapan Tuhan. Dimulai dari umat Tuhan yang akan melepaskan lebih banyak lagi pengaruh dan roh pertobatan atas seluruh bangsa.

Itulah sebabnya kita perlu melakukan bagian kita demi pemulihan negeri kita. 
Kita harus meniti anak tangga-anak tangga pemulihan. Merendahkan diri. Berdoa. Mencari wajah Tuhan. Bertobat. Barulah kita memulai lembaran baru dengan Tuhan dalam pemuihan dari-Nya. 
Hanya dengan pertobatan semata, Tuhan akan berbuat baik pada kita, menyayangi kita kembali dan memulihkan keadaan kita menjadi yang terbaik seperti yang di dalam rancangan hati-Nya. 

Oh, betapa hati Tuhan menanti pertobatan kita!

Tidakkah kita menyadari kerinduan yang membara itu?

Akankah Anda dan saya menjadi pribadi-pribadi yang membangkitkan kembali sukacita di hati Tuhan dan seluruh sorga saat kita berbalik sepenuh hati kepada-Nya?
  
Salam revival
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata