Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

HAL-HAL YANG MENGALIHKAN PIKIRAN KITA DARI TUHAN

Oleh Oswald Chambers Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan. — Maz 123:3 Hal yang harus kita waspadai bukanlah mengenai rusaknya iman kita pada Allah, tetapi rusaknya kondisi rohani atau cara berpikir kita. "Jagalah rohmu dan janganlah menipu (atau mengkhianati) dirimu sendiri!" (Maleakhi 2:16, KJV). Cara berpikir kita mempunyai pengaruh yang luar biasa yang bisa menjadi musuh dan menyerang jiwa kita sendiri sehingga mengalihkan pikiran kita dari Allah.  Ada beberapa sikap tertentu yang sekali-kali tidak boleh kita turuti. Jika kita menurutinya, hal-hal itu akan mengalihkan kita dari iman kepada Allah. Hingga kita kembali pada suasana hati yang tenang di hadapan Tuhan, iman kita tak akan mempunyai arti, dan keyakinan diri pada daging dan kepandaian menusiawi kitalah yang akan mengendalikan kita. Berhati-hatilah terhadap "kekuatiran dari dunia ini ..." (Markus 4:19). Kekuatiran-kekuatiran inilah yang menimbulkan

HIKMAT DAN KUTIPAN

RENUNGAN MARKUS 11:24

Oleh Peter B, MA "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." ~ Markus 11:24 (TB)    Ayat ini disampaikan Yesus bukan bagi semua orang di dunia tapi TERBATAS kepada murid-murid-Nya sebagai janji bahwa jika mereka - murid-murid-Nya itu - meminta sesuatu kepada Bapa, jika ia tidak bimbang hati, mereka pasti akan menerima sesuai permintaan mereka itu. Jadi, perlu diperhatikan di sini beberapa poin penting: • Ini tidak berlaku bagi mereka yang hanya ingin jawaban / jalan keluar mudah tapi tidak mau menjadi murid Kristus  • Murid Kristus diberikan ijin meminta apapun karena Tuhan percaya murid-murid-Nya akan meminta yang baik dalam ketulusan dan kerinduan memuliakan Tuhan saja  •Permintaan/doa-doa kita akan dinilai dan dijawab berdasarkan keyakinan iman yang teguh dan tidak bergeser oleh apapun juga. Ini berarti bahwa doa bukan sesuatu yang main-main dan sembarangan, yang dil

CARA EFEKTIF BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA

Oleh Peter B, MA Ada seorang yang bertanya pada saya "Apakah boleh kita menegor orang tua yang bersikap dan merendahkan saya sebagai anak? Bolehkah kita menasehatinya? Bagaimana caranya supaya saat memberikan masukan orang tua tidak tersinggung?" Saya merasa ini merupakan problem dari banyak sekali orang yang berada dalam posisi sebagai anak. Berada di bawah otoritas bukan sesuatu yang mudah dijalani, mengingat ego manusia yang kuat dan selalu ingin dihargai. Apalagi otoritas yang keras dan tidak peduli dengan orang-orang di bawahnya. Salah satu otoritas yang paling membatasi dan mengekang kita sehingga kita selalu merasa serba salah dalam bertindak adalah otoritas orang tua. Dan selalu ada orang tua-orang tua yang pada dasarnya tidak memahami kebenaran atau suka berbicara atau berbuat seenaknya tanpa memiliki kepekaan sikap bahkan terhadap keluarganya sendiri. Dihubungkan dengan firman Tuhan, diperintahkan pada kita : Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karen

TIDAK JUJUR PADA DIRI SENDIRI DAN DI HADAPAN TUHAN ITU…

Oleh Peter B, MA Saat Roh Kudus berbisik di hati kita atas dosa-dosa kita, namun kita mengatakan bahwa itu dakwaan dan tuduhan dari iblis… Tatkala kita berdoa dan mengambil waktu bersaat teduh lalu sebuah ayat menyentak batin serta menggoncang pikiran kita tapi kita berkata dalam hati, "Itu bukan aku. Aku baik-baik saja" Kala seseorang memberikan masukan, kritik dan teguran pada kita namun kita membela diri, membantah, mendebatnya bahkan menyerang balik si penegur kita itu tanpa mempertimbangkan bahwa mungkin saja kita telah bertindak keliru selama ini… Di saat bukti-bukti kesalahan kita dibeberkan di depan mata, namun kita tetap tidak mengakui sambil berdalih-dalih sambil melemparkan kesalahan kepada orang lain, situasi atau keadaan-keadaan di luar kita sebagai penyebabnya… Sewaktu pesan demi pesan kebenaran datang pada kita namun kita enggan menyambutnya, menunda-nunda untuk melakukannya; tidak menguji dan mencari peneguhan kebenarannya, tapi berlambat-lambat untuk menaatin

SUKA UNTUK BERKORBAN

Oleh Peter B, MA “Kemudian berkatalah Daud kepada segenap jemaah itu: “Pujilah kiranya TUHAN, Allahmu!” Maka segenap jemaah itu memuji TUHAN, Allah nenek moyang mereka, kemudian mereka berlutut dan sujud kepada TUHAN dan kepada raja. Keesokan harinya mereka mempersembahkan korban sembelihan dan korban bakaran kepada TUHAN, yakni 1000 ekor lembu, 1000 ekor domba jantan dan 1000 ekor domba muda, dengan korban-korban curahannya dan sangat banyak korban sembelihan demi seluruh Israel.” ~(1 Tawarikh 29:20-21)~ Nast di atas adalah bagian terakhir dari acara pertemuan Daud dengan para bawahannya dalam persiapan untuk mendirikan Bait Suci. Perhatikanlah sesuatu yang menarik di sini: Permulaan dari pertemuan tersebut dibuka oleh Daud, ia mengorbankan yang terbaik dari harta miliknya untuk pembangunan Bait Suci. Pertengahan acara, giliran dari para perwira dan bawahan Daud yang mengorbankan milik mereka yang terbaik bagi Tuhan. Menjelang akhir acara, bersama-sama mereka menaikkan korban syukur

KORBAN SYUKUR BAGI TUHAN

Oleh Peter B, MA “Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: “Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala” (1 Tawarikh 29:10-11) Salah satu lagu pujian mengatakan, “Kubawa korban syukur, ke tempat kudusMu Tuhan. Hatiku limpah dengan syukur, sebab Tuhan baik”. Sebuah lagu pujian yang baik dan semangat menyentuh. Pujian yang menggambarkan bahwa ada suatu korban syukur kita bawa saat kita datang ke hadiratNya. Tetapi apakah artinya “korban syukur”? Benarkah setiap korban yang kita naikkan selalu disertai syukur? Atau apakah selalu syukur yang kita naikkan disertai korban? Jadi apa sebenarnya “korban syukur” itu? Satu hal yang saya tahu pasti adalah bahwa tidak selalu ucapa

PERSPEKTIF KEADAAN INDONESIA TERKINI DARI PROFETIK (BAGIAN 3): KEHENDAK TUHAN YANG TERBAIK ATAS INDONESIA

Oleh Didit I. Di tengah-tengah kondisi Indonesia yang menyesakkan di hati dan mengancam kesatuan bangsa ini, kita perlu merendahkan diri, bertobat dan meminta pemulihan dari Tuhan. Kita perlu bangkit, mencari, menyelidiki, menguji, berdoa serta melakukan kehendak Tuhan. Tanpa semuanya itu tindakan apapun yang kita kerjakan seperti menembak sasaran tanpa peluru. Artinya tidak ada hasil yang besar dan berarti atas bangsa ini. Tuhan mencari orang-orang yang berseru, “Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” (Mazmur 126:4). Inilah kekasih-kekasih Tuhan yang percaya akan kasih dan kuasa Tuhan bahwa jika sekarang mereka menabur sambil mencucurkan air mata maka suatu kali akan menuai dengan sukacita. Seruan doa yang paling keras dan sampai di sorga adalah seruan hati, pikiran dan hidup Anda yang menginginkan Tuhan dan sepenuhnya bagi Tuhan. Anda tidak lagi berdoa untuk memenuhi kehendak Anda, tetapi berdoa bagi kehendak Tuhan untuk kesejahteraa

PERSPEKTIF KEADAAN INDONESIA TERKINI DARI PROFETIK (BAGIAN 2): UMAT TUHAN TELAH KEHILANGAN FUNGSI DAN TUJUAN MULA-MULA

Oleh Didit I. Tuhan menunjukkan kondisi g ereja-gereja di Indonesia saat ini telah terjerat dalam RASA PUAS DIRI dan KETIDAKJUJURAN PADA DIRI SENDIRI . Inilah buah dari k esombongan dan kemalasan yang telah membutakan mata rohani umatNya sehingga tidak melihat tujuan Tuhan yang terbaik dalam hidup pribadi, keluarga, gereja, kota dan bangsa. Jerat ini telah menarik umatNya dalam berbagai dosa seperti lumpur hisap yang menenggelamkan gereja-gerejaNya dalam berbagai krisis hingga mempengaruhi kondisi pemerintahan di Indone s ia. Tuhan menggambarkan kondisi gereja-gerejaNya seperti : # Petinju yang lengkap dengan sarung tinjunya namun tidak memukul lawannya tetapi hanya senang menikmati sorak penonton di ring pertandingan – menggambarkan orang-orang yang membanggakan dan menunjukkan karunia-karunia rohani dan panggilan hidupnya namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebab hatinya ingin mengejar popularirtas. # Peserta lari yang hanya berjalan kemudian duduk di lintasan lari sambil